Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi Antologi Kisah Guru Lejitkan Potensi Siswa
Sudah sering saya mendengar kata antologi, misalnya antologi puisi, tetapi tidak pernah peduli apa artinya itu. Belakangan saya tahu bahwa antologi secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga”. Antologi adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Istilah populernya adalah “bunga rampai”. Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.
Tidak pernah berminat apalagi bermimpi membuat buku antologi. Untuk apa? Dengan siapa? Beruntunglah ada Ibu Kanjeng, nama beken pegiat literasi bernama asli Sri Sugiastuti, seorang guru dari Kota Solo, Jawa Tengah mengajak untuk menulis dan menerbitkan buku antologi tentang minat siswa. Kenal dari mana kok bisa mengajak untuk ikutan menulis dan menerbitkan buku antologi?
Dunia digital, internet, membuat jarak semakin dekat. Dunia tidak lagi terasa ada sekat. Musi Rawas di Sumatera Selatan, Solo di Jawa Tengah adalah jarak darat yang lumayan jauh. Jaraknya lebih dari 1200 km terasa dekat di depan mata melalui aplikasi WA. Bertukar pendapat di dunia maya melalui blog membuat jarak tempat yang bisa bermalam-malam ditempuh dengan mobil pribadi maupun mobil angkutan tidak menjadi halangan. Tanpa bertemu muka kenalan baru terasa seperti sahabat lama. Itulah Ibu Kanjeng, sahabat sekaligus guru saya dalam menulis.
Perkenalan dengan Bu Kanjeng diawali pada tanggal 3 Agustus 2020. Waktu itu ia mengisi materi menulis pada kelas menulis bersama Om Jay (Wijaya Kusuma, Guru Blogger Indonesia) di Grup Belajar Menulis Melalui WA Gelombang 15. Dari ceritanya kami tahu bahawa Bu Kanjeng penulis buku, pegiat literasi, dan tentu saja seorang blogger. Selanjutnya, pertemuan demi pertemuan kami ikuti dan beberapa kali, bahkan sering, Bu Kanjeng menemani menjadi moderator. Tugas moderator pada kuliah menulis melalui WA adalah mengatur jalannya pembelajaran dan mengatur lalu lintas perbincangan yang semuanya dilakukan melalui chat.
Di jeda waktu ketika tidak ada pembelajaran, grup menulis dipenuhi dengan berbagai postingan. Resume peserta, tulisan Om Jay, tulisan Bu Kanjeng, dan berbagai even yang tidak jauh dari dunia kepenulisan maupun literasi digital. Dari obrolan di chat WA itulah kami tahu Bung Bryan dan Bu Kanjeng berniat menerbitkan buku antologi tentang minat dan kisah mengembangkan potensi siswa. Mereka berdua mengajak kami untuk berpartisipasi.
Memang pada awalnya tidak tahu dan tidak mau tahu tentang antologi, tetapi setelah mengikuti kelas menulis, ada dorongan dari dalam untuk mencoba. Lagi pula blog mangkrak yang baru bangun di bulan Agustus terasa semakin tidak berguna jika tidak ada tindak lanjut mengikuti kegiatan kepenulisan. Bergantian waktunya dengan mengikuti lomba blog nasional yang digagas Guru Blogger Indonesia bekerjasama dengan Ikatan guru TIK PGRI, selarik demi selarik tulisan keduanya dapat diselesaikan. Tidak juara, tetapi “keberanian” mengikuti lomba mendapat selembar sertifikat penghargaan sebagai peserta.
Salam blogger persahabatan
Pak D Sus
Guru blogger (dari) Musi Rawas
Emg pak de ni terbaik n lanjutkan pak. Tulisan2 nya sangat banyak memotivasi n menginspirasi
wah memang luar biasa
Buat Anda semua, terima kasih. Salam literasi!
Idenya mengalir deras kayak air pancuran. Keren pak bosku
Mantap sudah selesai mas
Baru menggeliat nih kang setelah hampir 2 mgg semedi baru BW …renyah kaya rengginang tulisannya …pokoe keren tenan tulisan kali ini …jgn lupa dibaca juga halaman 119 hee hee ada tulisanku juga di yellow cover
#SalamLiterasi
Semangat Pak D…
Lha namaku dibawa ke langit. Cihuy…buku Solo kolaborasi dg Prof. Eko…kejar tayang
Top deh ceritanya, bagus bagus semua.
Bu Kanjeng, Terim kasih sudah menyemangati.
Para sahabat, terima kasih komentarnya, ya!
Tak kenal maka.tak sayang, baca buku Antologi itu mengasyikan layaknya makan gado-gado . Teruslah menulis
Mantap Pak,,, semoga akan banyalagi yang mengikuti kesuksesan bapak
Selamat dan sukses Cikgu. Semoga semakin giat dan semangat dalam perjuangan pendidikan Indonesia. Langkah awal sudah tercapai, memastikan cita-cita bisa digapai.
Jempol dua kedepan tuk pak Dhe Santo