artikel

Membedakan Pembelajaran Proyek dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Ilustrasi siswa membuat proyek berupa gambar (Gambar: zinkevych on Freepik)

Halo, Sahabat Pembelajar, pembelajaran proyek apa yang sudah Anda lakukan? O, proyek penguatan profil Pelajar Pancasila. atau P5, ya?

Baik, apakah sama dengan pembelajaran proyek? Jika iya di mana letak persamaannya dan jika tidak sama di mana letak perbedaannya?

Mengutip buku Pedoman Metode Berbasis Proyek (Universitas Tanjungpura, 2021) Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.

Bransfor dan Stein dalam Warsono & Harianto (1993) yang dikutip lpmpaceh.kemdikbud.go.id, dikatakan bahwa “Pembelajaran berbasis proyek sebagai pendekatan pengajaran yang komprehensif yang melibatkan siswa dalam kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan”.

Sintak pembelajaran dengan motode proyek terdiri dari:

1. Bermula dari pertanyaan (start with the essential question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi  penugasan  kepada  siswa  dalam  melakukan  suatu aktivitas.

2. Merancang kegiatan proyek (design a plan for the project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa agar siswa merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial serta mengetahui alat dan bahan yang dapat digunakan untuk membantu penyelesaian kegiatan proyek.

3. Membuat jadwal aktivitas (create a schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline penyelesaian proyek, membimbing siswa membuat cara yang sesuai dan berhubungan dengan proyek dan meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

4. Membuat jadwal aktivitas (create a schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline penyelesaian proyek, membimbing siswa membuat cara yang sesuai dan berhubungan dengan proyek dan meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. Memonitor perkembangan kegiatan proyek (monitor the students and the progress of the project).

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktvitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan oleh guru sebagai mentor. Agar mempermudah proses monitoring dibuat sebuah rubrik yang berupa kartu kendali.

5. Melakukan penilaian (asses the outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa.

6. Refleksi pengalaman yang didapat (evaluate the experience)

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilakukan. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran.

Contoh konkretnya seperti apa?

Misal pada mata Pelajaran Prakarya (K-13, SMP) yang mempunyai aspek keterampilan: kerajinan, pengolahan, rekayasa, dan budidaya.

Guru menginginkan agar peserta didik mampu merancang pembuatan produk olahan pangan buah segar menjadi makanan dengan memanfaatkan bahan baku yang banyak di wilayah setempat. Selain itu, guru ingin peserta didik memiliki pengetahuan bahwa nilai jual buah bahan semakin tinggi daripada menjual buah apa adanya. Misalnya, belimbing wuluh.

Buah belimbing wuluh memiliki kandungan asam yang tinggi dan kadar air buah yang tinggi menyebabkan belimbing wuluh jarang dikonsumsi layaknya buah segar dan daya simpan relatif singkat.

Melalui proyek mengolah buah belimbing wuluh segar menjadi manisan, peserta didik diminta membuktikan bahwa produk olahan belimbing wuluh ini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk mentah.

Jadi, tujuan pembelajaran dicapai melalui proyek yang dikerjakan peserta didik di bawah bimbingan, pantauan guru.

Guru melakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkan, kemampuan pengelolaan (waktu pelaksanaan dan laporan), relevansi dengan mata pelajaran, dan keaslian produk di bawah bimbingan guru.

Jadi, pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran untuk memahami sesuatu (tujuan instruksional) melalui proyek yang dibuktikan dengan produk: desain dan laporan.

Nah, Sahabat Pembelajar, pernahkan Anda menerapkan metode proyek untuk mencapai tujuan pembelajaran Anda?

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berawal dari pemahaman tentang Profil Pelajar Pancasila. Apa itu profl pelajar Pancasila? Mengapa projek penguatan profl pelajar Pancasila diperlukan?

Sejalan dengan Visi Pendidikan Indonesia, yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila sesungguhnya adalah Pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-
nilai Pancasila.”

Ada enam dimensi yang dikembangkan, yaitu : 1) kreatif, 2) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia; 3) berkebinekaan global, 4) bergotong-royong, 5) Mandiri, 6) bernalar kritis.

Pencapaian Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan dilakukan melalui 4 hal: a) intrakurikuler , b) kokurikuler, c) ekstrakurikuler, dan d) budaya satuan pendidikan.

Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, sesuai Peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024 menyatakan bahwa struktur kurikulum memuat intrakurikuler dan kokurikuler, serta dapat memuat ekstrakurikuler sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.

Pada penjelasan mengenai kokurikuler, dijelaskan bahwa kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan intrakurikuler dalam rangka
pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik
.

Kegiatan kokurikuler tersebut paling sedikit dilaksanakan dalam bentuk projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin
ilmu.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mendekatkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, oleh karena itu pelaksanaannya harus kontekstual dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya satuan pendidikan dan peserta didik.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Proyek Profil (P5) berfokus untuk melihat proses, yaitu pengalaman peserta didik saat menjalani proses pengamatan, pengambilan data, pengolahan, eksekusi, evaluasi, dan refleksi. Oleh karena itu, pelaksanaannya dirancang dengan waktu yang cukup memadai untuk dapat melihat perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik.

Perbedaan Utama Tahap Perencanaan PBL dan P5 dapat dilihat pada tabel berikut.

Aspek PerencanaanPembelajaran Berbasis Proyek (PBL)Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Fokus UtamaPengembangan keterampilan kognitif, pemecahan masalah, dan penguasaan materi pelajaran.Pengembangan karakter, nilai-nilai Pancasila, dan kompetensi abad 21 yang lebih luas.
Pertanyaan PemanduApa yang ingin siswa pelajari? Masalah apa yang akan dipecahkan? Produk akhir seperti apa yang diharapkan?Isu sosial atau lingkungan apa yang relevan dengan siswa? Nilai-nilai Pancasila mana yang ingin dikembangkan? Bagaimana proyek ini dapat berkontribusi pada masyarakat?
LingkupBiasanya lebih terbatas pada satu mata pelajaran atau disiplin ilmu.Lebih interdisipliner, melibatkan berbagai mata pelajaran dan aspek kehidupan.
Keterlibatan SiswaSiswa aktif dalam merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan merencanakan langkah-langkah.Siswa terlibat dalam mengidentifikasi isu, merumuskan tujuan, dan merencanakan aksi nyata.
Keterkaitan dengan KonteksMasalah yang dipilih biasanya terkait dengan materi pelajaran.Isu yang dipilih lebih luas, relevan dengan konteks sosial, budaya, dan lingkungan siswa.

Dalam praktiknya, kedua pendekatan ini dapat saling melengkapi. Proyek P5 yang baik akan melibatkan berbagai kegiatan pembelajaran, termasuk PBL, untuk mencapai tujuan yang lebih luas.

Musi Rawas, 24 Agustus 2024
Salam dan Bahagia

PakDSus

Sumur:
1. Pedoman Metode Berbasis Proyek (Universitas Tanjungpura, 2021
2. lpmpaceh.kemdikbud.go.id
3. Permendikbud Ristek No 12/2024
4. Panduan P5 Edisi Revisi, Kemendikbud, 2024


Susanto

Pendidik, Ayah 4 Orang Anak, Blogger, Penikmat Musik Keroncong.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *