BLOG SUSANTO

Blognya Pendidik yang Mencintai Pendidikan dan Pembelajaran

bahasa

Berwisata ke Musi Rawas

 

WISATA MUSIRAWAS

Cipt.Thamrin Yohan Nasional

Ayo ponga galea, ayolah ke dusun kami
Bumi cindo silampari, Musi Rawas
Negeri yang cindo, berkandang bukit hijau
Bumi lan serasan, sekantenan

Tapan kami ade bukit sulap
Tapan kami ade danau raye
Tapan kami ade ayo tejun
Yang cindo ……….

Royat kami ade bujang kurap
Royat kami ade tapak lebo
Royat kami ade dayang torek
Yang cindo ………….

Ayolah ……. Gelea …………

Ke tanah ……. Musi rawas ………..

Ayolah ……. Gelea …………

Ke bumi silampari

 

Itulah lirik lagu yang mengajak pendengarnya untuk mau datang ke Musi Rawas, Bumi Lan Serasan Sekantenan. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, kurang lebih begini.

Ayo, kalian semua, ayolah ke dusun kami
Bumi yang cantik, Silampari Musi Rawas
Negeri yang cantik berpagar bukit hijau
Bumi Lan Serasan Sekantenan (Julukan Kabupaten Musi Rawas adalah Lan Serasan Sekantenan)

Tempat kami ada Bukit Sulap
Tempat kami ada Danau Raya
Tempat kami ada air terjun
Yang cantik ……….

Kami memiliki cerita rakyat atau riwayat tentang Bujang Kurap
Kami memiliki cerita rakyat atau riwayat tentang Tapak Lebo
Kami memiliki cerita rakyat atau riwayat tentang Dayang Torek
Yang cantik ………….

Ayolah ……. Semuanya …………

Ke tanah ……. Musi rawas ………..

Ayolah ……. Semuanya …………

Ke Bumi Silampari

 

Jika dihubungkan dengan situasi terkini, hal yang diceritakan pada lagu tersebut sebenarnya sudah tidak relevan. Kabupaten Musi Rawas yang dahulu merupakan kabupaten dengan wilayah yang sangat luas, saat ini sudah terbagi menjadi tiga: Musi Rawas (Kabupaten Induk), Kota Lubuklinggau (Kota Pemekaran), dan Musi Rawas Utara (Kabupaten Pemekaran).

Daerah dan cerita rakyat yang diceritakan pada lagu tersebut sekarang menjadi bagian dari wilayah hukum Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas Utara. Bukit Sulap, Air Terjun Temam adalah tempat wisata di wilayah Kota Lubuklinggau. Danau Raya adalah lokawisata yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara.

Kisah Bujang Kurap, Dayang Torek, dan Tapak Lebo adalah cerita rakyat yang sekarang pun sudah menjadi cerita rakyat Kota Lubuklinggau. Cerita itu kerap menjadi bahan cerita yang sering ditampilkan dalam berbagai lomba bercerita.

Jika yang diceritakan dalam lagu Wisata Musi Rawas sudah tidak lagi menjadi “milik” Musi Rawas, lalu apa saja tempat wisata di daerah dengan jargon “Lan Serasan Sekantenan” ini? Ternyata, cukup banyak! Jika Anda mengetikkan kata-kata “tempat wisata di musi rawas” pada kolom pencarian Google, banyak sekali  destinasi wisata di sana. Beberapa di antaranya:

Bukit Cogong
Danau Aur
Air Terjun Muara Beliti Baru
Taman Langit Nayla
Air Terjun Curug Tinggi
Curug Panjang
Hutan Kota Pelangi Kabupaten Musi Rawas
Wisata alam Bukit Botak
Taman Beregam Musi Rawas
Wisata alam Curug Tinggi dan Curug Rendah Sukaraya
Srimulyo Edupark
Bendungan Sungai Dulu Taman Nasional Kerinci Seblat
Wisata Alam Bukit Gatan 2
Wisata Danau Gegas

 

Peta Wisata Musi Rawas

 

Bukit Cogong

Di antara banyak lokawisata yang ada di Musi Rawas, ada satu lokawisata yang paling dekat lokasinya dari kediaman saya adalah Bukit Cogong. Bukit yang berjarak lebih kurang 12 kilometer dari Kecamatan Tugumulyo terletak di kawasan cagar alam di Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Terawas.

Jalan menuju lokasi wisata tersebut pun sudah beraspal. Jadi, pengunjung mudah mengakses tempat ini. Harga tiket masuk juga sangat terjangkau kantong, bahkan pelajar sekalipun. Ketika kita sampai di lokasi, kita disambut suasana hutan dengan pepohonan tinggi yang asri.

Jalan masuk ke dalam hutan dan naik ke bukit sudah dibuatkan tangga-tangga dari semen maupun batu alam yang terdapat di sana. Hal ini memudahkan pengunjung untuk menyusuri bagian dalam hutan. Pepohonan yang rindang dan batu-batu besar yang ada di bukit, dihiasi air terjun kecil. Air terjun yang mengalir mengeluarkan bunyi yang eksotis. Melihat itu semua, rasa lelah setelah menyusuri jalan yang menanjak, terobati. Pengunjung pun bisa melepas penat dengan menikmati fasilitas outbond  yang ada. Selain itu, makanan ringan, minuman ringan, serta masakah tradisional yang dijajakam menambah betah untuk berlama-lama di dalam hutan lindung ini. Sayang sekali, pandemi Covid-19 dan meningkatnya jumlah penderita beberapa waktu lalu, membuta lokawisata rakyat ini ditutup untuk sementara.

Julukan Lan Serasan Sekantenan

O, ya. Julukan Kabupaten Musi Rawas sebagai Bumi Lan Serasan Sekantenan dapat dijelaskan maknanya kata per kata. Lan, adalah kosa kata bahasa Sindang, yang masih hidup di daerah Lubuklinggau dan Musi Rawas yang bermakna kerja.Serasanberarti sepaham. Orang yang sepaham biasanya mudah diajak berunding, sedangkan sekantenan berasal dari kata kanti.  Kanti bermakna kawan atau teman. Makna harfiah sekantenan berarti perihal berkawan atau bersahabat.

Warga Musi Rawas terdiri dari beragam budaya (Bahasa dan Adat Musi, Bahasa dan Adat Rawas, Bahasa dan Adat Saling, Bahasa dan Adat Rejang, Bahasa dan Adat Jawa, Bahasa dan Adat Campuran atau pendatang lainnya). Dengan semboyan itu, masyarakat Musi Rawas ingin menunjukkan bahwa meskipun banyak adat budaya, mereka bekerja sama, mudah berunding, dan menjunjung tinggi persahabatan.

Nah, satu lagi. Akses masuk ke Musi Rawas dari Jakarta pun sudah sangat mudah. Bandara Silampari di Kota Lubuklinggau sudah melayani penerbangan ke dan dari Jakarta. Dari bandara Anda mau ke mana, silakan saja. Ayo, ke Musi Rawas!

 

 

Bukit Cogong (Sumber: andalastourism.com)

 

 

                             

 

#KamisMenulis

Susanto

Pendidik, Ayah 4 Orang Anak, Blogger, Penikmat Musik Keroncong.

10 thoughts on “Berwisata ke Musi Rawas

  • Rizky Kurnia Rahman

    Kemudahan akses ke tempat wisata menjadi penting. Sebab, betapa banyak tempat wisata yang sebenarnya bagus dan indah, tetapi jalanannya rusak, becek, berlumpur, kurang sarana transportasi umum, dan lain sebagainya. Tentunya itu butuh kepedulian dari pemerintah setempat.

  • Jadi belajar banyak tentang Musi Rawas.
    Ada lagunya juga, coba Pak D nyanyikan di Youtube…

    Peserta didiknya ditugaskan menyanyikan lagu tersebut….

  • Waktu SD pernah baca buku cerita tentang asal mula Lubuk Linggau. Setelah membaca itu rasanya ingin pergi ke sana. Sayang belum kesampaian. Semoga nanti bisa sekalian mampir ke Pak D

  • “Ade” sama dengan bahasa Bangka. “Cindo” sama dengan bahasa Palembang. Dulu tak menyempatkan diri untuk mengunjungi, sekarang tak boleh ke mana-mana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *