BLOG SUSANTO

Blognya Pendidik yang Mencintai Pendidikan dan Pembelajaran

artikel

Cerita Dua Minggu Pertama 

Gambar: pngwing.com

Sudah dua minggu ini, peserta didik kelas saya belajar di rumah. Pandemi yang belum berakhir, bahkan kondisi yang relatif lebih buruk dari tahun lalu di daerah kami, memaksa pemerintah setempat menerapkan PPKM Level 4. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, menjadi solusi untuk menekan penyebaran dan penularan virus lebih lanjut. Imbasnya, kegiatan belajar yang sedianya dilaksanakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas, dilakukan secara daring.

Kami harus melaksanakan kembali pembelajaran jarak jauh seperti tahun pelajaran sebelumnya. Bedanya, anak-anak itu ketika kelas lima belum terbiasa belajar dengan blog dan internet. Mereka, ketika itu banyak belajar dengan WhatsApp dan penugasan secara luring menggunakan buku dan LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) berupa lembaran kertas.

Saya, yang pada tahun pelajaran sebelumnya menggunakan blog sebagai media peserta didik memahami materi pelajaran, tahun ini melakukan hal yang sama. Saya sering mengatakan kepada teman-teman. Sampai saat ini, saya belum bisa memakai teknologi yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Apalagi aplikasi yang mudah, murah, dan ramah selain blog dan tentu saja WhatsApp sebagai aplikasi komunikasi populer.

Bisa saja saya menggunakan Zoom atau Google Meet. Apa daya, akun Zoom yang saya miliki adalah akun gratis. Saya belum mampu, dengan berbagai pertimbangan, untuk membeli Zoom berbayar secara pribadi. Tentu dengan akun gratis banyak sekali keterbatasan, tidak nyaman.

Sinyal yang lemah dan tidak stabil di daerah siswa menjadi kendala berikutnya, andaipun saya membeli akun Zoom pro.  Demikian pula jika saya menggunakan Google Meet. Sinyat internet yang tidak merata belum memungkinkan melakukan pertemuan dengan aplikasi besutan Google tersebut.

Kabar baiknya, pada tahun ini hampir seratus persen siswa/orang tua memiliki gawai berbasis android. Banyaknya anggota masyarakat yang sakit dan beberapa di antaranya dilakukan tes usap ternyata positif, meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya belajar jarak jauh dalam jaringan. Saya pun meyakinkan bahwa kami akan menggunakan internet secara terbimbing dalam melaksakan proses belajar mengajar.

Mengapa Blog?

Bapak Ibu Orang Tua/Wali, kita belajar dengan blog. Mengapa blog? Dengan blog putra puteri Bapak dan Ibu tetap bisa membaca, menyalin, dan menjawab pertanyaan. Kelebihannya, saya bisa menyisipkan gambar atau foto untuk memperjelas pemahaman. Juga saya bisa menyisipkan video. Video tersebut sebagian mewakili saya hadir di tengah-tengah putera-puteri Bapak dan Ibu karena itu video yang saya buat sendiri. Ada kalanya, saya sisipkan video dari channel Youtube lainnya. Semata-mata agar materi pelajaran lebih jelas. Jika masih ada yang belum jelas, kita berkomunikasi melalui WA ya, Bapak dan Ibu.

Demikian pesan whatsapp yang saya tulis dan saya kirimkan ke dalam grup belajar. Sejauh ini belum ada respon negatif dari orang tua.

Satu contoh blog yang saya gunakan dalam pembelajaran: https://blogsusanto.com/kelas-6-tema-1-subtema-2-pembelajaran-1/

 

Bila di buku, gambar gajah berupa gambar sketsa, sedangkan di blog saya bisa menyisipkan gambar berupa foto. Saya berharap hal ini semakin menarik dan menambah gairah siswa belajar.

Tautan blog saya kirimkan melalui WA. Atas saran Omjay, tulisan di blog saya salin dan kirimkan ke grup WA. Meskipun ringan, jika sinyal tidak mencukupi, sulit juga membuka blog. Tidak demikian halnya dengan WA. Oleh karena itu, saran dari Omjay ini saya lakukan.

Video yang disisipkan di blog sebagian video buatan sendiri untuk membantu pemahaman siswa. Misalnya video d bawah ini.

 

 

Video yang Disematkan

Karena sesuatu hal, kadang saya tidak sempat membuat video. Tidak mampu membuat pun menjadi alasan berikutnya. Oleh karena itu, saya sisipkan video dari channel Youtube yang saya pilih.

Apakah melanggar hak cipta? O, tidak. Bahkan dengan menyisipkan video Youtube dari saluran miik orang lain kita sudah membagikan dan menambah jam tayang bagi pemilik video. Dengan demikia pemilik video tidak dirugikan bahkan sebaliknya.

Perbuatan yang melanggar hak cipta adalah mengunduh video dari youtube kemudian video tersebut dibagikan begitu saja di blog. Perbuatan lain misalnya diunggah menjadi video ke dalam channel kita. Untuk ini tentu pihak Youtube tidak akan tinggal diam karena setiap video yang diunggah melalui proses pemeriksaan.

Google Classroom

Berbeda dengan tahun lalu. Aplikasi Classroom tidak efektif saya gunakan. Tahun ini, dengan siswa sebanyak 36 orang, penyimpanan internal hape saya semakin cepat penuh. Gambar berupa tulisan siswa atau bukti kehadiran/belajar, bahkan video atau rekaman suara sebagai laporan tugas, selama ini dikirimkan melalui WA.

Melihat kemampuan siswa memanfaatkan gawai masing-masing, tahun pelajaran ini saya meminta mereka memasang Google Classroom. Puji syukur, sudah 35 anak yang menjadi siswa di kelas saya. Tinggal satu orang lagi. Namun, yang satu ini memang “siswa istimewa” cendering berkebutuhan khusus, meskipun secara fisik dan mental ia normal-normal saja. Untuk ini, saya masih menunggu dan sejauh ini masih bisa memaklumi.

 

Kelas 6 Bahagia adalah nama kelas saya di Google. Sedikit demi sedikit, laporan dikirimkan ke “kelas” maya itu. Nama kelas sengaja saya beri kata “bahagia”. Harapannya, merdeka belajar akan membuat mereka, peserta didik saya, tetap bahagia. Saya pun bahagia, laporan berupa gambar, suara, dan video dapat dengan mudah dikirim ke sana.

Semua berproses dan proses yang berjalan tidak mungkin semulus rel LRT. Selalu saja ada hambatan dan permasalahan. Namun, kata-kata anak muda di Instagram atau status Facebook bahwa proses tidak mengkhianati hasil menjadi tantangan untuk dibuktikan. Itulah cerita dua minggu pertama saya. apa cerita Anda?

 

Salam blogger sehat

PakDSus

 

 

 

Susanto

Pendidik, Ayah 4 Orang Anak, Blogger, Penikmat Musik Keroncong.

14 thoughts on “Cerita Dua Minggu Pertama 

  • artikel semacam ini yang saya mencari, artikel ini amat menginspirasi, sangatlah menolong saya, tidak berbelit-belit, langsung to the poin, mudah-mudahan artikel artikel sebagai berikut dapat menimbulkan inspirasi yang lain pun, saya berharap ada sejumlah artikel yang lebih memberi inspirasi

  • Pokoknya Pak De Sus keren….

  • Wah, mantap Pak D. Blogger dan youtuber juga. Kalau saya tahun ini coba pakai telegram Pak D. Cukup ringan karena ada penyimpanan awan, siswa yang telat join juga g bakal ketinggalan info, bisa langsung bikin kuis interaktif.

    Lengkapnya bisa disimak di channel saya Pak D

    https://youtu.be/_MNfOC_pmX4

  • mantul sekali pak Susanto. Pengen jadikan blog untuk media pembelajaran juga tapi harus dua kali kerja, karena ada e-learning madrasah juga. tulisannya selalu memberi motivasi. terima kasih selalu memberikan contoh inovasi dan wawasan.

  • Luar biasa, Pak D. Guru sepuh yg tdk kalah sama guru muda, semangatnya, kompetensi dan literasinya. Mantaaap Pak!

  • Tetap semangat Pak D Guru.
    Anda inspirasi saya dalam mengajar dalam media blog.

  • Mencoba dengan zoom meeting 33 siswa yg bisa gabung hanya 13 anak Pak D… Sedeh.. Tapi memang itu kenyataannya.. Dan ingin mencoba dengan metode lain.. .
    Berharap pandemi segera usai.. Dan bisa tatap muka lagi..

  • Kadang harus mendengar saran orang lain, Pak.

  • Membaca ini jadi semangat kembali membuat materi lewat blog. Terima kasih sudah menginspirasi lewat tulisan ini, Pak D.

  • HM, bener juga ya dengan mengirim tulisan ke WhatsApp. Antisipasi kalau anak masih jika kesulitan jaringan internet.

    Alhamdulillah, orang tua semua punya android. Hehe…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *